Temui Aku di Sini

Menghitung Dosa


Bila dihitung, setiap hari atau bahkan setiap waktu dari bilangan jam, manusia tidak luput dari perbuatan dosa. Seorang pekerja, dosanya dihitung saat dia keluar dari pintu rumah. Bila keluar tanpa niat karena Allah, dosa. Lalu langkah yang diambil saat pertama kali juga dosa. Mengendarai motor, mobil atau hal lain, bila tidak diawali dengan bismillah, juga dosa. Di jalan, ada lampu merah ditrobos adalah dosa. Mencet klakson dan membuat orang lain kaget, dosa. Ada zebracross tidak pelan-pelan, dosa. Nyalip kiri dan mepet, dosa. Motong jalur, dosa. Berbelok padahal ada rambu dilarang berbelok, dosa. Misuh-misuh karena ada orang yang mengklakson, dosa. Kendaraan melewati trotoar, dosa. Tidak bersabar dalam kemacetan, dosa. Sampai tempat kerjaan telat, dosa. Bilang sampai jam 8 padahal lewat 30 menit di kantor, dosa, sebab bohong. Sampai tempat kerja tidak bekerja, dosa. Scroll media sosial, dosa, sebab melakukan hal tidak berguna. Melakukan kesia-siaan, dosa. Tidak berdzikir adalah dosa. Menertawakan konten orang yang ngeprank atau cerita palsu, dosa. Mendapati ghibahan dan menyimaknya, dosa. Banyak deretan dosa lainnya yang luput dicatat. Pada sesuatu yang disadari saja hampir kewalahan dalam menghitungnya, apalagi yang luput.

Jadi, apalah manusia di muka bumi ini? Tidak menjalani perintah yang ada di Quran saja dosanya mengalir terus-menerus. Seperti waktunya salat, salat sih tapi tidak berjamaah, bagi laki-laki adalah dosa bila tidak ada halangan syar'i. Manusia dijadikan khalifah di bumi, tapi membiarkan bumi rusak, adalah dosa, mengalir terus-menerus. Motor yang digunakan lalu menyumbang volusi udara, itu merusak, merusak adalah dosa. Makan sesuatu dari kemasan plastik, adalah dosa, itu menyumbang sampah. Makan nasi butirnya jatuh lalu dibiarkan, adalah dosa. Merokok lalu asapnya mengganggu orang lain, dosa.

Ada dosa yang mengalir, seperti mesin yang bersistem otomatis, ada juga dosa manual, yang saat digerakkan seperti kaca pecah, memantul ke mana-mana.

Maka tidak ada cara lain untuk menebus dosa dengan berbuat baik, seperti bersedekah, beramal dalam bentuk sifat, dana, atau raga. Perbuatan baik itu kemudian disertai dengan istighfar, berselawat dan dzikir. Kemudian tidak pernah menganggap enteng kewajiban. Bila orang Islam, dia cukup menjalani rukunnya saja, seperti sahadat, salat, zakat, puasa, dan berhaji bila mampu (mampu dalam segala bidangnya). Namun, sebetulnya keislaman seseorang jadi aneh bila dia tidak salat. Menurut beberapa ulama, salat itu menghapus dosa-dosa kecil. Salat luhur/dzuhur menghapus dosa kecil dari subuh hingga waktu salat tersebut, salat asar menghapus dosa yang dilakukan dari dzuhur ke asar, magrib menghapus dosa yang dilakukan dari asar hingga magrib, dan seterusnya. Maka, dosa tidak terhapus bila melewatkan salah satu dari kelimanya. Pun sebetulnya saat salat, manusia telah melakukan rukun islam yang sempurna, sebab dalam salat ada sahadat, salat itu sendiri, zakat yang berupa waktu yang diluangkan untuk salat (waktu adalah uang), saat salat tidak melakukan segala sesuatu yang diperbolehkan seperti sedang berpuasa, kemudian berhaji sebab menghadirkan kiblat saat salat. Lagipula, seorang yang tidak salat, bisa hilang penisbatan diri sebagai orang Islam. Sebab kata Islam sendiri terdiri dari Isya, Subuh, Luhur, Asar, Magrib. Bila Subuh tidak salat, akan jadi seorang ILAM, bila Asyar tidak salat, jadi ISLM.

Kebodohan manusia kadang terletak dari rasa ingin diperhatikan. Hingga tak jarang ada yang adu dosa di depan umum. Siapa dosanya yang paling banyak. Atau, parahnya, ada beberapa orang yang mengumbar perbuatan dosanya ke publik, padahal sebelumnya Tuhan telah menutupi aibnya. Orang yang seperti ini, dijamin tidak akan diampuni dosanya. Orang yang berbuat dosa diam-diam, ada kemungkinan dosanya diampuni, dan insyaallah diampuni. Beda halnya dengan seseorang yang habis berzina, lalu diceritakan kepada temannya, "tadi malam aku telah melakukan ini-itu dengan si dia, enak rasanya," ini dijamin tak akan diampuni. Berbangga-bangga dalam berbuat dosa, dosa tersebut tidak akan diampuni.[]

*Mode Jadi Khatib Medsos

Labels: 2024, Ulasan

Terima kasih telah membaca Menghitung Dosa. Kalau Anda suka, bagikan!

0 Comment for "Menghitung Dosa"

Back To Top